Puasa di bulan Ramadhan adalah sebuah amalan ibadah yang agung, yang Allah wajibkan bagi para hamba-Nya dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala,
يـٰأَيُّهَا الَّذينَ ءامَنوا كُتِبَ عَلَيكُمُ الصِّيامُ كَما كُتِبَ عَلَى الَّذينَ مِن قَبلِكُم لَعَلَّكُم تَتَّقونَ
“Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa.”1
Bahkan puasa Ramadhan adalah salah satu rukun Islam, sebagaimana hadits ‘Umar radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda ketika ditanya oleh Malaikat Jibril ‘alaihis-salam tentang apa itu Islam,
الإسلام أن تشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، وتقيم الصلاة، وتؤتي الزكاة، وتصوم رمضان، وتحج البيت إن استطعت إليه سبيلا.
“Islam adalah engkau bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, menjalankan puasa Ramadhan, dan menunaikan haji jika engkau mampu.”2
Demikian pula, dari ‘Abdullah ibn ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
بُني الإسلام على خمس: شهادة أن لا إله إلا الله وأن محمدا رسول الله، وإقام الصلاة، وإيتاء الزكاة، وصوم رمضان، وحج البيت.
“Islam dibangun di atas lima hal: bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, menegakkan shalat, membayar zakat, menjalankan puasa Ramadhan, dan menunaikan haji.”3
Catatan: Artikel ini adalah bagian dari buku kami Tuntunan Ibadah Ramadhan di Tengah Wabah Corona. Bagian lainnya dari buku ini yang berkaitan dengan fikih puasa Ramadhan dapat disimak di sini.
Penulis: Ustadz Dr. Andy Octavian Latief
Artikel Al-Minhaj Institute